HARLAH JRK BANTEN 9 TAHUN

HARLAH 9 TAHUN JARINGAN RADIO KOMUNITAS (JRK) BANTEN 22 Mei 2004 - 22 Mei 2013

Jumat, 29 Juli 2011

Jaseng DiSweeping lagi



Radio Komunitas JasengFM Pipitan yang beralamat di Jl KH Sochari No 25 Pipitan Walantaka Kota Serang Banten disweeping lagi.
Berbeda dengan eksekusi sebelumnya, edisi pertama dari Dishub Propinsi Banten yang melakukan penyitaan pemancar radio, dan barusan hari Jum’at 29 Juli 2011 sekitar pukul 16.10, pemeriksaan dilakukan oleh Balai Loka Monitoring Banten (Balmon) yang diterima penyiar yang saat itu sedang bersiaran Isman (32 Th) dan Tia (17 Th).
Pemeriksaan ini dihadiri Penyidik Pegawai Negeri Sipil Triatman, SH. Yang ditemani M Rizal sebagai teknisi. Menurut pengakuan Isman yang saat itu menerima surat panggilan yang ditujukan Ketua BPPK Radio Komunitas Warga Walantaka semula pemeriksa menyuruh untuk mematikan pemancar dan akan menyitanya meskipun sudah dijelaskan bahwa RadioKomunitas Jaseng FM sudah memiliki RK dari KPID dan sudah berada dalam penanganan Kementrian Komunikasi yang dalam level Pra FRB.
Surat Panggilan dengan nomor; 01A/PPNS/BM.BTN/VII/2011 ditujukan kepada Amrullah untuk menghadap kepada penyidik PNS Maeharson di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Banten Jl Raya Serang Km 32 No 212 tangerang Banten. Surat panggilan berstempel Balai Monitor Kelas II Banten tersebut diberikan oleh salah seorang dari tim pemeriksa dari Balmon bernama Nugroho Budi Susanto.
Setelah dikonfirmasi Redaksi “Media Komunikasi Rakom Banten” Amrullah membenarkan hal tersebut terjadi dan beliau sudah menghubungi penyidik yang bertindak di lapangan Triatman, SH. “Temuan yang berhasil dicatat Balmon bahwa Jaseng memiliki bandwith 950 dan jangkauan melebihi dari 2,5 Km, tapi yang kami tidak terima dan kesannya seperti merekayasa, daya pemancar kami yang Cuma pake single stage 2sc2782 kok dalam catatan hasil pemeriksaan sampai 1000 Watt, saya melihat dalam catatan itu temuan-temuan pada poin E surat itu tidak ada masalah, soal bandwith itu juga dengan tulisan tangan mereka. Habis magrib barusan saya telpon Pak Tri dan saya katakana bahwa masih banyak sebetulnya Radio yang tidak mengurus izin terbengkalai dan ugal-ugalan di udara dengan daya dan frekuensi seenaknya, kenapa itu tidak diurus. Persoalan menuntaskan radio komunitas aja belum selesai sampai mendapatkan IPP” demikian paparnya keluhnyankepada “Media Komunikasi Rakom Banten”.

Kamis, 21 Juli 2011

Pendampingan Inside Media Dalam FGD KIE BKKBN



Ini adalah cerita, plus berita.
Sehari sebelumnya saya dan Pejabat Pembantu Dekan II Solahuddin Al-Ayubi di Fakultas tempat saya numpang nyari nasi ngobrol dengan tamu dari Jakarta dan Bandung. Mereka menyampaikan maksud dan tujuannya singgah di Serang, setelah saya baca TOR-nya ternyata ada sebuah perintah dari BKKBN pusat/Jakarta untuk menyelenggarakan Diskusi Kelompok yang dilaksanakan di Ibu Kota/Kabupaten enam propinsi, Banten termasuk salah satunya.
Rabu 20 Juli 2011 merupakan hari yang tidak pernah saya lewati sebelumnya. Tumben-tumbennya saya ceramah menjelaskan kuisioner tentang keluarga berencana (KB) menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke Bahasa Serang (Bebasan), maklum acara melibatkan peserta dari semua unsur sosial. Saya menjembatani kawan-kawan dari Inside Media yang lagi kedapetan tugas menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) dari BKKBN Pusat Jakarta. Kebetulan di dalamnya ada Staff Ahli yang saya kenal, bahkan lebih dari kenal. Seorang Adhi B Rumansyah, yang saya tahu adalah Ketua Jaringan Radio Komunitas Jawa Barat (JRK Jabar), Adi ternyata bisa juga bicara soal Keluarga Berencana. Karena saya kebagian tugas mempertemukan masyarakat Kota Serang dengan Adhi dan Inside Media, akhirnya banyak pertanyaan dari calon peserta yang menanyakan tentang tujuan dari acara “kumpul-kumpul” tersebut. Mudah-mudahan tidak salah saya menjawabnya Setahu saya FGD atau Diskusi Warga ini merupakan pengukuran komunikasi dan informasi. sebuah hajatan BKKBN Pusat untuk mengetahui seberapa sampai pemahaman masyarakat tentang BKKBN dan "produk layanannya".
FGDpun akhirnya terlaksana di Gedung BKM Kota Serang di Jalan Ahmad Yani Pisang Mas bersebrangan dengan Rumah Sakit Kencana Serang (DKT), acara dilangsungkan oleh kawan-kawan Inside Media seperti Mas Andi, Rahmat, dan kawan-kawannya, dihadiri dan juga dibuka oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Drs. H Didi Nuryadi, M.n. didampingi Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Bapak Jahiri, dan semua unsur lapisan masyarakat dari kalangan buruh, pelajar dan mahasiswa, pelaksana BKKBN, Dosen, dan LSM yang berjumlah sekitar 24 Peserta.
Dalam kesempatan ini Kepala BPMPKB menyampaikan bahwa Program KB di Serang sudah muncul sejak tahun 1970 dan menjadi isu yang cukup banyak dibicarakan masyarakat. Urusan Keluarga Berencana di setiap daerah mungkin berbeda-beda istilah, di Kota Serang dikenal dengan BPMKB kependekan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana. Untuk menyampaikan Informasi kepada Warga, BPMPKB memiliki unit atau Divisi yaitu KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), sementara ini para kader KIE tersebar di setiap kecamatan yang ada di wilayah Kota Serang sebanyak 2 orang per kecamatan. Seperti yang disampaikan H. Didi, Tiga Ranah Program KIE BPMPKB di Kota Serang meliputi wilayah Pondok Pesantren, Sekolah, dan Majlis Taklim adapun indikator keberhasilan program KIE meliputi KIE Personality, KIE Kelompok, dan KIE Massa. Tugas KIE KB tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, melainkan objek informasi sampai melakukan perubahan. Beliaupun menyatakan KIE KB tersebut tidak halus mulus berjalan, melainkan banyak hambatannya diantaranya sperti rumor masyarakat tentang KB. Beliau juga menyebutkan jumlah penduduk kota Serang pada Tahun 2010 sudah mencapai angka 541.384 jiwa. Sekitar 1.840 pasangan di usia subur yang masuk dalam program KB baru sekitar 65,95%. Beliau juga mengharapkan dengan FGD atau diskusi warga ini memberikan hasil yang dapat dikaji dan ditindaklanjuti. (Arul)